Merayakan hari ulang tahun ke-80 Pdt. Prof. Dr. Wilhelmus Absalom Roeroe, UKIT telah mempersembahkan buku berjudul “Melayani Gereja dan Masyarakat secara Utuh”. Sebanyak 14 penulis, baik dari Indonesia maupun luar negeri telah menyumbangkan tulisannya untuk buku tersebut. Sebagai editor, Pdt. Dr. Richard A.D. Siwu, MA, PhD, Pdt. Dr. Karolina A. Kaunang dan Denni H.R. Pinontoan.
Buku tersebut telah diluncurkan tepat pada hari ulang tahun Pdt. Roeroe, Senin, 16 September 2013 di Aula UKIT. Perayaan HUT Prof Roeroe berlangsung sederhana, diawali dengan ibadah syukur yang dipimpin Sekretaris Umum Sinode GMIM, Pendeta Arthur Rumengan. Peluncuran buku tersebut ditandai dengan penyerahan buku kepada yang berhari ulang tahun, Pdt. W.A. Roeroe.
Penerbitan buku penghormatan kepada Pdt. Prof. Dr.
Wilhelmus Absalom Roeroe ini bukanlah yang pertama kali. Sudah ada tiga buku
penghormatan yang mendahuluinya. Yaitu, Merunding-rundingkan
Kerja Selamat: Buku Penghormatan Hari
Jadi ke-60 Prof. Dr. W. A. Roeroe, diterbitkan oleh Lembaga Telaah Agama
dan Kebudayaan/ LETAK Tomohon, tahun 1993. Penyunting buku David H. Tulaar. Buku
kedua berjudul Kemandirian Berteologi, Pelayanan Tiada Akhir: Buku Penghormatan HUT
ke-70 Pdt. Prof. Dr. Wilhelmus Absalom Roeroe diterbitkan oleh UKIT Press, Tomohon tahun 2003 dengan penyunting, Albert
O Supit, Augustien Kapahang-Kaunang, Kemerlien Ondang. Tahun 2005 juga
diterbitkan buku yang berjudul Proses dan
Karya Berteologi: Penghormatan Hari
Ulang Tahun ke-72 Pdt. Prof. Dr. W. A. Roeroe, diterbitkan oleh Lembaga
Telaah Agama dan Kebudayaan (LETAK) Tomohon tahun 2005 dengan penyunting Pdt. Jonely
Ch. Lintong dan Pdt. Augustien Kapahang-Kaunang.
Tim
kerja dan editor buku penghormatan ini memilih tema umum penulisan yang
berkisar pada pokok: ”Teologi, Globalitas dan Lokalitas”. Kata ”teologi”
menunjuk pada minat ilmu Prof. Roeroe. Dengan menggunakan kata ini, dimaksudkan
bahwa buku ini nantinya akan berbasis pada Ilmu Teologi (yang inter dan antar
disiplin) dengan bidang-bidang kajiannya. Kata ”Globalitas” menunjuk pada
konteks global, yang bisa diartikan fenomena atau sebuah kondisi di mana
semakin terintegrasinya masyarakat dunia dalam satu tatanan oleh kemajuan
teknologi informasi, politik-ekonomi dan kebudayaan. Sementara kata ”Lokalitas,” selain bermaksud
mengapreasiasi apa yang menjadi perhatian dan minat selama ini oleh Pdt. Roeroe
dalam kerja berteologi kontekstualnya, dalam hal ini konteks kebudayaan lokal
Minahasa, namun juga dalam arti bagaimana teologi yang dirumuskan (mestinya)
berpijak pada konteks lokal. Penggunaan dua istilah ini, yaitu ”globalitas” dan
”lokalitas” sebagai tema penyusunan buku ini tidaklah bermaksud mendikotomikan
dua konteks itu secara ekstrim, tapi utamanya adalah bagaimana upaya
merefleksikan apa yang sedang menjadi gejala umum masyarakat dunia dan
persoalan identitas kebudayaan.
Judul buku Melayani Gereja dan Masyarakat secara Utuh bermaksud membahasakan secara sederhana tema pokok
penulisan yang dimintakan kepada para penulis. Judul ini dirumuskan setelah
memperhatikan minat dan pokok bahasan tulisan-tulisan yang dikirimkan oleh para
penulis, yaitu sepertinya mau mengatakan bahwa di era millenium sekarang ini,
teologi itu haruslah memiliki pijakan kultural yang jelas, yaitu konteks lokal
di mana proses dan kerja berteologi mau dialamatkan, tapi sesungguhnya hal ini adalah
juga sebuah pertautan antara lokalitas dan globalitas.