Education is the most powerful weapon which you can use to change the world. (Nelson Mandela)

Selasa, 11 Maret 2014

Seminar Internasional Bahas tentang Terumbu Karang di UKIT


Sumbang $ 1,6  Miliar Bagi Ekonomi Masyarakat, Terumbu Karang Terancam Rusak

Tomohon – Terumbu karang memberi kontribusi secara ekonomis sebanyak $ 1,6  milliar bagi masyarakat Indonesia. Namun, nasibnya kini sungguh memprihatinkan. Demikian terungkap dalam Seminar Internasional yang dilaksanakan Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT), kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan, Provinsi Sulawesi Utara, The University of Queensland - Australia, Coral Watch, Konsorsium Mitra Bahari Sulawesi Utara bertajuk “Peran Serta Masyarakat dalam Pelestarian Sumber Daya Pesisir”, Selasa (11/03) di Aula UKIT. Hadir sebagai pembicara Dr. Angela Dean dan Dr. Diane Kleine, keduanya dari The University of Queensland – Australia. Peserta datang dari sejumlah universitas di Sulut, dosen, mahasiswa, dan pemerhati masalah-masalah kelautan dan pesisir.

Dr. Angela Dean, dalam materinya mengungkapkan antara lain manfaat terumbu karang bagi masyarakat di suatu daerah atau negara. Ada jutaan penduduk Indonesia menggantungkan hidup ekonomisnya pada terumbu karang. “Selain memberi kontribusi secara ekonomis yang besar, terumbu karang juga memberi kontribusi bagi pariwisata, membentuk suatu ikatan budaya masyarakat pesisir, sebagai sumber-sumber bahan baku untuk obatan-obatan, dan perlindungan alamiah dari terjangan ombak di pantai.” ujar Dr. Dean.
Terutama, secara ekologis, menurut Dean terumbu karang adalah rumah dari banyak spesies ikan di laut. “Namun sekarang ini, menurut penelitian kami, sekitar 40 persen terumbu karang sudah rusak dan hilang. Terumbu karang adalah yang paling terancam,” tambah Dean.

Dalam usaha menyelematkannya butuh peran masyarakat. Antara lain, pengetahuan mengenal terumbu karang yang sedang rusak. Selain faktor alami, faktor-faktor seperti penangkapan ikan yang banyak, cara menangkap ikan yang merusak, pencemaran, termasuk reklamasi adalah faktor-faktor penting penyebab rusaknya terumbu karang tersebut.

Dr. Kleine menyampaikan, bagaimana pendidikan bagi masyarakat dalam usaha melestarikan terumbu karang. Salah satu yang sementara mereka lakukan adalah melatih masyarakat termasuk memberi perangkat untuk mengenal terumbu-terumbu karang yang terancam rusak. “Alat bantu ini sangat muda digunakan. Dan, diharapkan bisa membantu masyarakat dalam partisipasinya menyelamatkan lingkungan hidup,” ujar Dr. Kleine.   

Rektor UKIT Pdt. Dr. Richard A.D. Siwu, PhD, dalam sambutannya, menyatakan apresiasi atas kerja panitia yang menyelenggarakan seminar. “Ke depan, diharapkan kerjasaman antara UKIT dan The University of Queensland – Australia akan berlanjut,” ujar Pdt. Siwu.

Panitia Seminar, Febry H.J. Dien, ST, M.Inf.Tech (Man) mengatakan, seminar ini sangat penting dan strategis karena ini bagian dari pelaksanaan World Coral Reef Conference 2014 di Manado, yang akan diselenggarakan pada 14-17 Mei 2014 nanti. “Ini bagian peran dari UKIT terhadap isu yang sedang menjadi perhatian masyarakat dunia, yaitu penyelamatan Terumbu Karang. Seminar internasional in merupakan rangkaian dari kegiatan World Coral Reef Conference 2014.